1 Agustus 2015 oleh lambenesugiman
Pahlawan secara umum adalah orang yang berjuang dengan gagah berani bagi bangsa dan Negara. Bahkan untuk mengenang jasa-jasanya banyak nama pahlawan dijadikan nama jalan.
Pertanyaannya adalah, mengapa dijadikan nama jalan? Kita menghargai pahlawan dengan menginjak-injak, melindas-lindas dengan kendaraan, ada yang meludah, bahkan ada yang mipisin.
Telepon temannya, “Bro, lagi dimana?” , “Ahmad Yani.”, “Ngapain?” , “Pipis.!”. Tuh kan, Ahmad Yani dipipisin. Ada lagi orang yang kejebak macet, “Brengsek nih Ahmad Yani, Macetnyaaa ..agghhh!!”. Ahmad Yani yang disalahin. Apakah begitu menghargai pahlawan?
Kalau hanya diinjak-injak, dilindas, diludahi dan dipipisin, lebih baik nama jalan diganti dengan nama penjahat, koruptor atau sejenisnya. Misalnya Jl. Bapak Pembangunan, Jl. Gayus Tambunan, dan lain-lain. Jadi orang yang lewat jalan itu merasa sedang menyiksa dengan menginjak, melindas mereka. Dengan nama jalan tersebut akan menimbulkan efek positif, yaitu Pas macet, orang-orang tidak akan marah, karena senang lagi nyiksa penjahat. Kalau sepi, orang yang lewat jalan tersebut akan berjalan pelan-pelan, sayang kalau ngebut, efeknya mengurangi angka kecelakaan. Trus mumpung sepi, cari puter balik, pingin ngelewati lagi, biar puas nyiksanya.
Sebaiknya menghargai pahlawan itu dengan meneruskan perjuangannya dengan menjadikan bangsa dan Negara ini lebih baik dan baik lagi.